Kemarin kota Dubai kebanjiran parah. Kota modern dan berteknologi maju seperti Dubai pun tak berdaya menghadapi gejolak alam akibat krisis iklim. Begitu juga bencana akibat krisis iklim kita dengar di negara lain, termasuk di tanah air.
Menurut Laporan IPCC (Panel Lintas Pemerintah untuk Perubahan iklim), penyebab bencana alam seperti banjir atau perubahan pola cuaca terjadinya cuaca ekstrem ini adalah akibat pemanasan global. Eksploitasi manusia yang tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan dapat merusak Bumi. Seiring dengan itu terjadi pelepasan berlebihan gas rumah kaca yang memicu pemanasan global.
Gas Rumah Kaca bisa ditembus cahaya matahari, tetapi menahan panas matahari sehingga tidak bisa lepas kembali ke luar angkasa. Beberapa contoh gas rumah kaca antara lain:
Gas |
Sumber |
CO2 (Karbodioksida) |
Pembakaran bahan bakar fosil, penggundulan huttan |
CH4 (Metana) |
Pertenaka/Pertanian. Pembusukan sampah |
NO2, (Dinitrogen Monoksida) |
Penggunaan pupuk, pembakaran, proses industri |
SF6 (Sulfur Heksaflourida) |
Transmisi listrik, proses industri, pendingin (freon), aerosol |
CFC (Kloroflourokarbon) |
Pendingin (freon), aerosol |
Sumber: Hidup Hirau Hijau: Langkah Menuju Hidup Ramah Lingkungan, 2009Diantara berbagai gas rumah kaca itu, karbon dioksida menjadi pusat perhatian. Akibat kegiatan manusia sejak revolusi industri seperti pembakaran fosil yang melepas karbondioksida ke udara dan pengundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon dioksida oleh pepohonan.
Apa yang akan terjadi jika kita tetap acuh dan tak ikut berpartisipasi dalam upaya mencegah pemanasan global dan upaya mendinginkan bumi? Barangkali kita manusia bakal punah.
Sebagai individu bisa berbuat sesuatu dengan mengubah gaya hidup sehari-hari menjadi lebih hijau untuk mengurangi jumlah gas rumah kaca yang terlepas ke atmosfer akibat perbuatan kita. Mulai dengan yang sederhana, mengurangi sampah. Dengan mengurangi sampah kita dapat membantu mengurangi gas metana, gas yang timbul akibat pembusukan sampah. Jika memungkinkan, gunakan kendaran umum untuk berangkat kerja daripada menggunakan kendaraan pribadi.
Seorang pembaca kompas menulis pengalamannya berkaitan dengan peringatan hari bumi 22 April 2024 (Kompas, 24/04/2024). Perusahaan tempatnya bekerja memberlakukan kebijakan untuk memberi uang saku kepada karyawan yang berangkat ke kantor menggunakan transportasi umum, sepeda, dan berjalan kaki. Tergantung pilihan transportasi, karyawan diberikan uang saku mulai dari Rp.3,500,- sampai dengan Rp. 10,000,- Tidak besar untuk nilai nominal, tapi besar untuk dampak kelestarian lingkungan.
Setiap individu dan perusahaan atau organisasi dapat berkontribusi mendinginkan bumi, mulai dari yang sederhana sampai dengan menerapkan tata kelola melestarikan lingkungan seperti mengadopsi standar manajemen lingkungan ISO 14001 yang konsisten.